Marlan Rohmansah Nijuichi Sangetsu: harimau dan serigala

Minggu, 27 November 2011

harimau dan serigala

Di sebuah hutan, tinggallah seekor serigala
pincang. Hewan itu hidup bersama seekor
harimau yang besar berbadan coklat keemasan.
Luka yang di derita serigala, terjadi ketika ia
berusaha menolong harimau yang di kejar
pemburu. Sang serigala berusaha
menyelamatkan kawannya. Namun sayang,
sebuah panah yang telah di bidik malah mengenai
kaki belakangnya.Kini, hewan bermata liar itu tak
bisa berburu lagi bersama harimau, dan tinggal di
sebuah gua, jauh dari perkampungan penduduk.
Sang harimau pun tahu bagaimana membalas
budi. Setiap selesai berburu, di mulutnya selalu
tersisa sepotong daging untuk dibawa pulang.
Walaupun sedikit, sang serigala selalu mendapat
bagian daging hewan buruan. Sang harimau
paham, bahwa tanpa bantuan sang kawan, ia
pasti sudah mati terpanah si pemburu. Sebagai
balasannya, sang serigala selalu berusaha
menjaga keluarga sang harimau dari gangguan
hewan-hewan lainnya. Lolongan serigala selalu
tampak mengerikan bagi siapapun yang
mendengar. Walaupun sebenarnya ia tak bisa
berjalan dan hanya duduk teronggok di pojok
gua.
Rupanya, peristiwa itu telah sampai pula ke telinga
seorangpertapa. Sang pertapa, tergerak hatinya
untuk datang, bersama beberapa orang
muridnya. Ia ingin memberikan pelajaran tentang
berbagi dan persahabatan, kepada anak didiknya.
Ia juga ingin menguji keberanian mereka,
sebelum mereka dapat lulus dari semua pelajaran
yang diberikan olehnya. Pada awalnya banyak
yang takut, namun setelah di tantang, mereka
semua mau untuk ikut.
Di pagi hari, berangkatlah mereka semua.
Semuanya tampak beriringan, dipandu sang
pertapa yang berjalan di depan rombongan.
Setelah seharian berjalan, sampailah mereka di
mulut gua, tempat sang harimau dan serigala itu
menetap. Kebetulan, sang harimau baru saja
pulang dari berburu, dan sedang memberikan
sebongkah daging kepada serigala. Melihat
kejadian itu, sang pertapa bertanya bertanya
kepada murid-muridnya, “Pelajaran apa yang
dapat kalian lihat dari sana..?”.
Seorang murid tampak angkat bicara, “Guru, aku
melihat kekuasaan dan kebaikan Tuhan. Tuhan
pasti akan memenuhi kebutuhan setiap hamba-
Nya. Karena itu, lebih baik aku berdiam saja,
karena toh Tuhan akan selalu memberikan
rezekinya kepada ku lewat berbagai cara.” Sang
pertapa tampak tersenyum. Sang murid
melanjutkan ucapannya, “Lihatlah serigala itu.
Tanpa bersusah payah, dia bisa tetap hidup, dan
mendapat makanan.” Selesai bicara, murid itu kini
memandang sang guru. Ia menanti jawaban
darinya. “Ya, kamu tidak salah. Kamu memang
memperhatikan, tapi sesungguhnya kamu buta.
Walaupun mata lahirmu bisa melihat, tapi mata
batinmu lumpuh. Berhentilah berharap menjadi
serigala, dan mulailah berlaku seperti harimau.”

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar

Ayo kasih komentar .. Gratis gak bayar koq.. hahaha