Marlan Rohmansah Nijuichi Sangetsu: roda dan kehidupan

Minggu, 27 November 2011

roda dan kehidupan

Suatu ketika, ada
sebuah roda yang
kehilangan salah
satu jari-jarinya. Ia,
tampak sedih. Tanpa
jari-jariyang
lengkap, tentu, ia tak
bisa lagi berjalan
dengan lancar. Hal
ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika
melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia
melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh dan
terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemana
kah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu?
Sangroda pun berbalik arah. Ia kembali
menyusuri jejak-jejak yang pernah di
tinggalkannya. Perlahan, di tapakinya jalan-jalan
itu. Satu demi satu diperhatikannya dengan
seksama. Setiap benda di amati, dan di cermati,
berharap, akan di temukannya jari-jari yang
hilang itu.
Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang.
Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah
padang. Dikunjunginya kembali semut dan
serangga kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi
semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam.
Hei….semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang
roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang,
semuahal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil.
Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa.
Namun kini, semuanya tampak lebih indah.
Rerumputandan ilalang, tampak menyapanya
dengan ramah. Mereka zkini tak lagi hanya berupa
batang-batangyang kaku. Mereka tampak
tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan
menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu,
bergesek dengan lembut di sisi sang roda. Sang
roda pun tersenyum dan melanjutkan
pencariannya.
Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum
dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan.
Kuntum-kuntum yang baru terbuka,
menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak
yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada
sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti
sebentar. Sang bunga pun merunduk,
memberikan salam hormat.
Denganperlahan, dilanjutkannya kembali
perjalanannya. Kini, semut dan serangga kecil itu,
mulai berbaris, dan memberikan salam yang
paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk,
membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-
sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang
yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan,
serangga itu pun memberikan salam, dan doa
pada sang Roda.
Begitupula batu dan kerikil pualam. Kilau yang
hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang
tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi
batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak
ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu yang
kerap mampir di tubuh sang Roda. Semua batu
dan pualam, membuka jalan, memberikan
kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelahlama berjalan, akhirnya, ditemukannya
jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan
ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan
terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.
***
Sobat,begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku
seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang.
Kita sering melupakan, ada saat-saat indah, yang
terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal
kecil, yang sebetulnya menyenangkan, namun
kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-
gesa.
Hatikita, kadang terlalu penuh dengan target-
target, yang membuat kita hidup dalam
kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah
kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa,
bahwadi sekitar kita banyak sekali hikmah yang
perlu di tekuni.
Sepertisaat roda yang terlupa pada rumput,
ilalang, semut dan pualam, kita pun sebenarnya
sedang terlupa pada hal-hal itu. Sobat, coba,
susuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan
perhatikansetiap hal yang pernah kita lewati.
Runut kembali perjalanan kita.
Adakahkebahagiaan yang terlupakan? Adakah
keindahan yang tersembunyi dan alpa kita
nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu. Susuri
dengan perlahan. Temukan keindahan itu!!

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar

Ayo kasih komentar .. Gratis gak bayar koq.. hahaha