Marlan Rohmansah Nijuichi Sangetsu: tikus dan keju

Minggu, 27 November 2011

tikus dan keju

Ini bukan tentang keluarga Stuart Little, ini tentang
sebuah keluarga tikus dengan 8 anaknya yang
masih belajar mencari makanan. Kebetulan ini
adalah keluarga tikus rumahan, yang mencari
makanan dari sisa-sisa makanan manusia. Ada
dua anak tikus si belang dan si putih menemukan
sepotong keju. Namun ada pertanyaan besar bagi
kedua anak tikus tersebut, sehingga mereka ragu
mengambil keju tersebut.
Apa yang membuat mereka ragu? Sebab keju
tersebut tidak terletak di lemari. Padahal mereka
biasa mencuri makanan dari lemari.
“Jangan-jangan, keju itu busuk dan dibuang.” kata
si putih.
“Tidak, meski dari kejauhan saya mencium kalau
keju itu masih segar. Pasti enak.” kata si belang.
“Tapi, warnanya kusam.” bantah di putih.
“Bukan warna yang menentukan, tetapi
aromanya.” kata si belang.
“Ya sudah, kita ambil saja!” kata si putih.
“Boleh, tapi ukurannya kecil. Paling cukup untuk
kita berdua.” kata si belang.
“Bukankah kata ayah, kita harus berbagi. Kita
masih punya 6 saudara.” kata si putih.
“Tapi percuma dibagi-bagi, nanti kebagian
sedikit.” kata si belang.
“Cukuplah, tidak kecil-kecil banget. Kita semua
bisa kenyang.” kata si putih.
“Iya sih, kalau untuk sekali makan akan kenyang.
Tapi untuk 3 kali, terasa kurang.” kata di belang.
Ternyata, ayah mereka mendengar pembicaraan
kedua anaknya ini.
“Anak-anaku, apa yang kalian bicarakan adalah
benar. Tetapi tidak benar seutuhnya.” sela
ayahnya.
“Apa maksud ayah?” kata si putih.
“Kalian terlalu fokus pada kejunya. Kalian harus
melihat masalah dengan pandangan yang lain. Ini
menyangkut hidup mati kalian.” jelas ayahnya.
Tapi kedua anaknya yang belum pengalaman,
malah heran dan kebingungan.
“Saya tidak mengerti, ayah.” kata si belang
mengernyitkan dahinya.
“OK, tunjukan dimana kalian menemukan keju
tersebut.” kata ayahnya.
Kedua anak tikus tersebut mengantar ayahnya
menuju letak keju.
“Apa yang kalian lihat?” tanya ayahnya menguji
pandangan anak-anaknya.
“Keju, ayah!” jawab kedua anaknya serempak.
“Coba lihat lagi!” kata ayahnya sambil tersenyum.
Kedua anaknya memperhatikan keju dengan
seksama, tetapi mereka tetap bingung karena
tidak ada yang aneh. Melihatnya anaknya
kebingungan, ayah mengajak naik ke sebuah
meja.
“Nah, sekarang lihat diatas meja ini. Apa yang
kalian lihat?” tanya ayahnya.
“Saya melihat sebuah alat dimana ada keju di
dalamnya.” jawab si putih.
“Oh iya, baru terlihat.” lanjut si belang. “Alat apa
itu ayah?” tanya si belang.
“Itu adalah pertanyaan yang bagus. Kalian sudah
tidak terfokus pada kejunya lagi, tetapi pada
sistem yang lebih besar. Pertanyaan kalian ini
akan menyelamatkan hidup kalian. Alat itu adalah
perangkap. Jika kalian mengambil kejunya, ada
senjata yang akan membunuh kalian.” jelas
ayahnya.
Terang saja, kedua anak tikus ini terperanjat.
Kaget bukan kepalang. Tidak terpikirkan
sebelumnya. Mereka hanya fokus pada keju.
“Jika kalian melihat secara utuh, pertanyaan
kalian akan benar dan akan menyelamatkan
kalian. Jangan fokus pada pandangan sempit
dan mengambil keputusan dari pandangan
tersebut. Dari perbedaan cara pandang ini,
bisa menentukan hidup matinya kalian.” jelas
ayahnya dengan tatapan kasih kepada kedua
anaknya.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar

Ayo kasih komentar .. Gratis gak bayar koq.. hahaha